Hingga kini, belum ada yang tahu dengan pasti apa yang menjadi penyebab migrain.Namun, pada banyak kondisi yang terjadi, ahli menemukan bahwa ada penurunan kadar dari salah satu zat kimia dalam otak, yakni serotonin.Hal ini pula yang para ahli duga menjadi penyebab trigeminal, salah satu saraf pada otak merilis zat kimia pada meningen atau lapisan luar di otak sehingga memicu munculnya rasa nyeri.Meski penyebabnya masih belum ada yang memastikannya, tetapi kondisi ini juga bisa terjadi karena beberapa faktor berikut ini:
Peningkatan Asam Lambung ke Kerongkongan (Refluks); Refluks asam dapat menyebabkan iritasi pada saraf vagus, yang juga berperan dalam pengaturan nyeri kepala dan migrain.
Stres dan Kecemasan; Stres adalah pemicu umum baik GERD maupun migrain. Penderita GERD cenderung mengalami kecemasan yang bisa memicu migrain.
Gangguan Tidur; GERD bisa menyebabkan tidur terganggu (terbangun karena nyeri dada, rasa panas di dada). Kurang tidur adalah pemicu klasik migrain.
Terjadinya perubahan hormon pada wanita. Kadar hormon yang cenderung fluktuatif pada wanita, terlebih estrogen ternyata memiliki keterkaitan erat dengan migrain. Beberapa wanita mengaku terserang migrain ketika kadar hormon estrogen mengalami penurunan, seperti sebelum atau saat haid, hamil, atau menopause.
Pola diet. Konsumsi makanan olahan atau makanan dengan rasa asin, makanan yang mengandung pemanis tambahan atau perasa gurih, dan minuman kafein atau beralkohol juga bisa meningkatkan risikonya.
Adanya pemicu dari lingkungan, seperti paparan asap rokok, aroma parfum yang menyengat, dan penghapus cat.
Mengalami stres, gelisah berlebihan, terlalu gembira, dan depresi.
Kebiasaan buruk, seperti tubuh kelelahan, kualitas tidur dan postur tubuh yang buruk, mengalami gangguan tidur, hipoglikemia, dan sehabis berolahraga berat.
Efek samping dari konsumsi obat tertentu, misalnya pil KB atau sedang menjalani terapi hormon.